Jika
secara bahasa, Ngemat dalam bahasa sunda artinya adalah memanggil. Biasanya
ngemat dilakukan untuk meminjam ilmu bela diri, yang belum pernah dipelajari
sebelumnya. Kali pertama saya mendengar ilmu ini, saat saya masih duduk di
bangku SD. Bapak saya pernah bercerita, bahwa di desa tempat asalnya ada ilmu
yang dapat meminjam ilmu orang lain. Sejak saat itu saya sangat penasaran
sekali dengan ilmu tersebut. Berharap dapat mengetahui dan melihatnya secara
langsung. Begitupun kakak saya, yang saat itu mendengarkan juga cerita dari
bapak. Hingga saat saya duduk di bangku SMP , datang seorang teman dari bapak
ke rumah kami. Beliau mempraktekan ilmu ngemat dihadapan kami. Betapa luar
biasanya, setiap jurus bela diri yang disebutkan oleh Bapak, orang tersebut
bisa mempragakannya. Walupun dirinya belum pernah mempelajarinya secara
langsung. Saat itu saya hanya bengong saja, takjub melihat betapa luar biasanya
ilmu ini.
Setalah
saat itu, saya semakin penasaran dan berharap dapat mempelajarinya. Namun belum
sempat saya mempelajarinya, tiba-tiba ketika saya duduk di bangku kuliah sudah
bisa melakukan ngemat. Bahkan seblum saya akhirnya dapat menguasai ilmu ngemat,
kaka sayapun tiba-tiba jadi bisa melakukan ngemat tanpa mempelajarinya secara
langsung. Saking senangnya, kami terus mengeksplorasi. Terkadang kita melakukan
latihan bersama, kaka saya ngemat perguruan tertentu, saya ngemat perguruan
yang berbeda. Ketika mengingat saat itu, saya jadi teringat filem tuxedo, yang
diperankan oleh Jackie chan. Ketika menggunakan tuxedo (jas berwarna hitam)
tersebut, maka bisa memprogram diri nya, sehingga dapat melakukan apapun.
Setelah saya banyak mengeksplorasi ngemat untuk jurus-jurus bela diri. Sayapun
mencoba untuk ngemat orang-orang biasa saja. Mulai dari ngemat cara berjalan,
duduk, cara mengendarai sepeda motor dan apapun yang terlintas saat itu.
Awal-awal saya ngemat orang-orang yang saya kenal. Saking penasarannya, sayapun
mencoba ngemat seseorang yang tidak pernah saya kenal dan temui sebelumnya.
Saat itu
biasanya, saudara atau teman saya menyebutkan satu nama. Nama tersebut bisa
saja, teman dekat bahkan teman di masa kecilnya. Yang pasti, sebelumnya saya
tidak kenal dan tidak tahu bagaimana perilaku orang yang disebutkan. Ternyata
hasil eksplorasi tersebut, berhasil dan saya bisa memperagakan gerak-gerik,
orang yang tidak pernah saya kenal dan temui sebelumnya. Wow… luar biasa sekali,
ngemat bisa melakukan ini semua. Bahakan pada saat teman dan saudara saya
kehilangan sesuatu. Saya mencoba untuk ngemat orang yang mengambil barag
tersebut, saya memeperlihatkan gerak-gerik apa yang dilakukan oleh pencuri saat
kejadian. Di sisi lain, setelah saya banyak mengeksplorasi ngemat, saya menjadi
penasaran. Padahal saya tidak pernah mempelajari ini secara langung, namun
mengapa saya tiba-tiba menjadi menguasai ilmu ngamat.
Rasa
penasaran saya akhirnya terjawab, ketika saya mempelajari keilmuan hypnosis dan
NLP. Saat saya mempelajari teknik modeling, yang diajarkan di NLP. Yaitu sebuah
teknik untuk menduplikasi keahlian seseorang. Saya menjadi teringat ketika,
kali pertama saya melihat teman dari Bapak saya mempraktekan ilmu ngemat.
Aha…ternyata saat itu saya melakukan Modeling.
Saya
pernah berkesempatan mempelajari ilmu modeling secara khusus, dari pak
Krishnamurti. Sehingga dari proses modeling yang saya pelajari, akhrinya
sayapun mendapatkan jawaban mengapa akhrinya saya dapat menguasai ilmu ngemat.
Dalam proses modeling, ada tiga pintu yang dapat dimasuki sehingga sebuah
keahlian dapat diduplikasi dan pintu ini memiliki keterhubungan. Pintu yang
saya maksud adalah : Mind, Body dan Soul. Pada dasarnya kita bebas untuk masuk
melalui pintu manapun, telebih dahulu, karena semuanya saling keterhubungan.
Agar
lebih jelas, bagaimana saya melakukan modeling terhadap ngemat. Maka ada
baiknya saya akan jelaskan kepada anda tahap-demi tahap melakukan modeling,
sehingga andapun bisa mempelajarinya pula secara langsung. Pada proses yang
saya akan ajarkan dan seperti yang secara tidak sengaja saya lakukan saat saya
memodel ngemat, maka tahapan pintu yang akan kita lalui adalah dengan urutan
Mind--- Body--- Soul.
• Mind
Pada
tahapan ini, kita perlu mengetahui alur berfikir, keyakianan dan
prinsip-prinsip yang dimiliki oleh seseorang yang hendak kita model. Khususnya
yang berhubungan dengan keahlian yang hendak dimodel. Pada kasus yang saya
alami, saat duduk dibangku SD saya sudah sering mendengar, informasi-informasi
yang berhubungan dengan ngemat. Bahwa ngemat adalah ilmu yang dapat meminjam
ilmu orang lain dan banyak informasi lain yang saya dapatkan berhubungan dengan
ngemat. Sehingga informasi ngemat tentunya sudah ada di dalam memori saya. Hal
ini menjadi terkoneksi, ketika saya menyaksikan secara langung ilmu ngemat.
• Body
Selanjutnya
untuk membangun, alur syaraf berhubungan dengan keahlian yang hendak kita
model. Maka kita perlu menyerap informasi, tahap demi tahap ketika seseorang
melakukan keahlian yang hendak dimodel. Agar proses penyerapan informasi oleh
indra semakin sempurna, maka kita perlu berada pada kondisi hypnosis. Secara
tidak sengaja, saat menyaksikan teman dari bapak saya mempraktekan ilmu ngemat,
saya berada pada kondisi hypnosis. Saat itu saya melihat dengan kondisi kagum
dan tidak menganalisa apa yang dilihat. Saya hanya menikmati saja dan bengong.
Ini lah yang kita perlukan saat berada pada kondisi modeling. Setelah ini saya
akan mengajarkan kepada anda, bagaimana dengan sengaja menghadirkan kondisi
hypnosis untuk modeling. Tahap-demi tahap akan saya ajarkan kepada anda.
Sesudah kita membahas pintu selanjutnya, yang perlu kita lalui sehingga sebuah
keahlian benar-benar terduplikasi den menjadi keahlian yang sudah tidak
disadari lagi.
• Soul
Pintu
selanjutnya adalah soul, ketika sudah melalui pintu ini maka sebuah keahlian
sudah semakin mengalir dan menjadi kemampuan yang sudah tidak disadari lagi.
Karena kita semakin menjiwai keahlian yang sudah kita miliki, maka setiap kita
malkukan kehalian tersebut kita tidak perlu lagi memikirkan tahap demi tahap
melakukannya. Seperti halnya keahlian ngemat yang saya kuasai sekarang.
Berikut
ini adalah tahap demi tahap menghadirkan dengan sengaja kondisi hypnosis untuk
melakukan proses modeling :
1.
Kondisi hypnosis (Trance in)
Bagi
yang sudah memeplajari hypnosis, tentunya sangat familier dengan istilah
kondisi hypnosis. Kondisi hypnosis ini bisa diakses dengan banyak cara. Anda
hanya perlu memilih cara yang menurut anda paling mudah dan nyaman. Jika
biasanya anda mengetahui bahwa kondisi hypnosis itu seperti tidur, dengan mata
terpejam. Maka kondisi hypnosis dalam pemanfaatan modeling, yang kita perlukan
adalah kondisi hypnosis dengan mata terbuka. Berikut ini beberapa contoh untuk
mengakses kondisi hypnosis dan tahap-demi tahap melakukannya :
•
Breathing Techinic
Dalam
teknik ini, point yang harus kita perhatikan adalah, perpindahan perhatian dari
eksternal ke internal diri kita. Jika biasanya kita jarang menyadari nafas,
bahakn mungkin ada yang tidak pernah dengan sengaja menyadari nafas. Maka saat
ini, adalah kesempatan anda untuk menyadari nafas. Sekarang, sambil anda tetap
membaca skrip yang saya buat, berikut ini. Anda berhenti sejanak untuk membaca
dan sekarang perhatikan nafas anda…..
Ketika anda
menarik nafas dan mengeluarkan nafas, perhatikan sekali lagi….
Bagus
sekarang, anda semakin menyadari nafas anda. Tugas anda adalah menyadari saja,
tidak perlu mengontrolnya. Lakukan sekali lagi…..(Berhenti membaca sementara).
Jika
barusan anda melakukan dengan membuka mata, sekarang lakukan sembari menutup
mata, mana yang lebih nyaman, silahkan lakukan hingga anda benar-benar
merasakan pola nafas anda, seberapa panjang anda menarik nafas dan seberapa
panjang anda mengeluarkan nafas sekarang… (Berhenti membaca sementara).
Bagus,
mana yang lebih anda rasakan nyaman…? apakah dengan membuka mata atau menutup
mata…?
Baik,
sekarang anda sudah memilih salah satu yang anda rasakan paling nyaman.
Selanjutnya, sembari anda membayangkan, mendengarkan dan merasakan perjalanan
udara yang masuk dari hidung sampai ke paru-paru. Anda pun semakin merasakan
ketika anda menarik nafas, anda merasa nyaman. Ketika anda mengularkan nafas
anda pun semakin bertambanh nyaman. Sekarang lakukan dengan cara yang paling nyaman.
Hingga anda dapat menyadari pola nafas anda dan buat diri anda, senyaman
mungkin sembari perhatikan apa yang yang terjadi dengan pikiran, tubuh dan
perasaan anda. (Berhenti membaca kurang lebih 10 menit atau hingga anda
benar-benar merasa nyaman dan tandai kondisi tersebut, seblum nanti melanjutkan
kembali untuk tahapan selanjutnya).
Baik,
apakah anda sudah merasakan kenyamanan dan menandainya…? Jika belum saya
sarankan anda mengulanginya kembali. Dengan cara apapun yang bisa membuat anda
nyaman untuk memperhatikan hal yang terjadi di dalam diri anda. Bisa juga anda
niatkan untuk mengekplorasi diri anda, lebih mengenal diri anda sendiri. Anda
sadari apa yang anda pikirkan, anda sadari apa yang anda rasakan atau
bayangkan, ya… anda boleh sambil membuka mata atau menutup mata lakukan
senyaman mungkin.
Selanjutnya,
setelah anda menandai kondisi yang anda anggap nyaman tersebut. Sekarang
niatkan untuk mengakses kembali kondisi tersebut, dengan cara meniatkan saja di
dalam diri anda “Ijinkan saya untuk mengakses kondisi kenyamanan yang tadi
dirasakan.” (Berhenti membaca dan lakukan, jika sudah bisa merasakan kembali
kondisi kenyamanan seperti tadi, sadari kembali untuk melanjutkan ke tahapan
berikutnya).
Bagaimana,
anda sudah dapat mengaksesnya….? Baik, lakukan sekali lagi hingga anda
benar-benar mudah untuk mengakses kondisi kenyamanan anda. Ketika anda niatkan,
anda langsung berada pada kondisi tersebut. Lakukan hingga anda benar-benar
menjadi mudah dan cepat melakukannya. (Lakukan sekarang, sebelum anda melanjutkan
kembali tahapan berikutnya).
Bagus,
jika anda sudah semakin mudah dan cepat mengaksesnya, sekarang akses dengan
mata terbuka. Sama persis seperti tadi, bedanya sekarang anda sembari membuka
mata saat melakukannya. (Perhatikan apa yang anda pikirkan, rasakan dan
bayangkan).
Jika
anda merasa seperti orang yang sedang bengong dan tidak menganalisa apapu yang
anda lihat, artinya anda sudah berada pada kondisi yang diharapkan untuk
melakukan modeling. Ya kondisi ini sama persisi, ketika saya sedang melihat
seseorang yang sedang melakukan ngemat. Ketika kita dalam kondisi ini, maka
informasi yang tertangkap oleh indra kita akan masuk dengan mudah, persis
seperti spons yang menyerap air.
•
Colepsing Wave
Dengan
teknik berikut ini, kita hanya perlu memperhatikan beberapa bagian kepala kita.
Untuk menghasilkan sebuah kondisi, yang kita perlukan dalam melakukan modeling.
Anda bisa baca terlebih dahulu tahap demi tahpanya, lalu anda lakukan, dengan
posisi duduk senyaman mungkin. Agar anda bisa lebih merasakan perubahan yang
terjadi pada diri anda, lakukan dengan mata tertutup.
Pertama
pejamkan mata anda, selanjtnya perhatikan bagian depan kepala anda. Lebih
tepatnya pada kening anda, perhatikan dan kerutkan seperti ketika anda sedang
memikirkan sesuatu yang sangat keras sekali. Hitung dari satu hingga sepuluh,
kemudian pindahkan perhatian anda segera, kepada bagian atas kepala anda atau
persisinya di ubun-ubun anda. Sembari memperhatikan bagian ubun-ubun anda,
sadari apa yang terjadi pada tubuh anda, jika tiba-tiba tubuh anda menjadi
sangat rileks, artinya anda sudah mendapatkan efek yang diharapkan.
Jika
anda masih belum merasakan efeknya, lakukan lagi hingga benar-benar anda
mendapatkan efek yang diharapkan. Selanjtnya lakukan dengan mata terbuka,
tahapanya sama persis dengan yang sebelumnya, namun pada tahapan ini lakukan
dengan mata terbuka.
Saat
anda melakukan dengan mata terbuka, maka anda akan merasakan seperti bengong,
dan tidak menganalisa apapun yang ditangkap oleh indra anda. Jika anda sudah
bisa merasakannya dan mudah untuk melakukan kembali dari tahapan awal hingga
anda merasakan efek yang diharapkan. Maka tahapan menghadirkan kondisi hypnosis
untuk melakukan modeling, sudah anda kuasai.
(Silahkan
sekarang lakukan dan simpan terlebih dahulu buku panduan ini, sehingga anda
benar-benar melakukanya dengan baik).
2.
Modeling Physiology
Pada
tahapan ini kita sudah menentukan, siapa dan keahlian apa yang hendak kita
model. Dalam proses ini, modeling sangat dianjurkan untuk bertemu secara
langsung dengan sesorang yang hendak dimodel. Sehingga dapat menyerap secara
utuh, setiap tahapan keahlian yang hendak dimodel. Saat menyerap informasi,
biarkan informasi mengenai keahlian yang hendak kita model, masuk kedalam
memori kita, tanpa dianalisa. Ketika kita mempelajari sesuatu yang baru. Maka
syaraf yang ada di otak kita, akan membangun alur baru, yang menyimpan
informasi mengenai keahlian yang kita pelajari. Untuk membangun alur baru, maka
simpul-simpul listrik yang mengalir di syaraf otak kita, akan meloncati setiap
celah diantara sel-sel syaraf di otak (Sinaps), sehingga menghubungkan setiap
sel-sel syaraf yang membentuk alur baru tersebut, yang menyimpan informasi
mengenai sesuatu yang dipelajari. Saat menyerap informasi, bayangkan dan
rasakan kita adalah orang yang kita model (terasosiet). Berdasarkan sebuah
penelitian, yang berhubungan dengan kinerja otak. Saat kita memperhatikan gerak
tubuh seseorang dan kita trasosiasi dengan orang tersebut, maka ada salah satu
syaraf yang aktif di otak kita, yaitu syaraf cermin (Neuro Mirror). Dengan
aktifnya sayaraf cermin, kita menjadi dapat merasakan apa yang dirasakan oleh
orang yang kita perhatikan.
Jika
anda ingat dengan prinsip, bahwa pikiran dan tubuh terhubung (Mind and Body
Connection), maka ketika kita terasosiasi dengan seseorang dan memperhatikan
apa yang dilakukan orang tersebut. Tubuh kita pun merespon selolah-olah kita
melakukan juga apa yang dilakukan orang tersebut. Secara tidak sengaja kita
sebenarnya sering mengalaminya. Saat kita menyaksikan pertandingan sepak bola
atau pertandingan olah raga dan kita terasosiasi dengan salah satu orang yang
bertanding. Maka seolah-olah kita dapat merasakan apa yang diraskan oleh
seseorang yang kita asosiasikan. Bahkan jika menyaksikan pertandingan sepak
bola, jika pemain yang kita sukai, menendang bola ke gawang lawan. Secara tidak
sadar, kaki kita bergerak seolah-olah kita pun menendang bol tersebut.
Bahkan
yang lebih ekstrim, ketika menyaksikan sebuah filem dan kita sudah terlanjur
terasosiasi dengan tokoh di filem tersbut. Maka seolah-olah kita dapat
merasakan apa yang dirasakannya. Jika pemeran utama sedang dikejar-kejar musuh,
maka jantung kita menjadi ikut berdebar. Ketika pemeran yang diasosisasikan
dengan kita sedang bersedih atau menangis, maka kita akan ikut bersedih dan
menangis. Ini adalah hal alamiah, yang terjadi dalam keseharian kita bukan…?
Dalam modeling, fenomena alamiah ini kita bangun dengan sengaja. Sehingga
ketika memperhatikan seseorang yang dimodel. Pastika kitapun seolah-olah
melakukan, apa yang sedang dilakukan orang tersebut. Pada proses ini, kita
tidak perlu benar-benar bergerak seperti apa yang dilakukan oleh orang yang
dimodel. Ingat kita hanya perlu memperhatikan saja dan biarkan hingga otot-otot
terkecil dari bagian-bagian tubuh kita merespon, kita bisa merasakan sensasi,
seperti ada yang bergerak di bagian otot terkecil pada bagian tertentu dari
tubuh kita. Biarakan memori menganai kehalian yang kita model, terekam oleh
tubuh kita. Sehingga ketika hendak mengulangi kehalian yang dimodel, kita dapat
melakukannya. Hal ini sama persisi ketika saya duduk di bangku SMP dan
menyaksikan , teman dari bapak saya memperahakan ilmu ngemat.
3. Break
State
Setelah
meyerap infromasi, mengenai keahlian yang hendak diduplikasi. Selanjunta adalah
melakukan break state (Memotong kondisi). Kita mengalihkan perhatian, kepada
sesuatu yang tidak berhubungan dengan kehalian yang dimodel. Kita bisa,
menghitung angka dari satu sampai sepuluh. Atau mengitung benda-benda yang ada
di hadapan kita. Menggosok-gosok ke dua telapak tangan hingga merasa hangat,
lalu diusapkan ke kedua lengan. Prinsipnya adalah mengalihkan kesadaran dan
perhatian kita terhadap hal lain, selain proses modeling.
Mungkin
anda bertanya “apakah dengan melakukan proses diatas, kita tiba-tiba bisa
melakukan, keahlian yang kita model…?” tentunya tergantung dari kemapuan kita,
melakukan tahap demi tahap tersbut dengan benar. Tergantung pula dari kehalian
yang kita model. Semakin rumit/tingkat kesulitannya tinggi, tentunya akan
berbeda dengan keahlian yang simpel. Lalu bagaimana dengan ngemat yang akhirnya
saya kuasai. Karena saya saat itu tidak menyadari, ternyata saya sedang
mealakukan proses modeling, sehingga sayapun tidak menunggu-nunggu kapan
keahlian yang saya model akhirnya saya dapat kuasai. Hal tersebut berjalan
alamiah saja, sehingga seolah tiba-tiba saya menguasai keahlian ngemat ini. Dan
yang pasti saya tidak melakukan ritual-ritual tertentu dan mantra-mantra
tertentu untuk menguasai kehalian ngamat ini. Artinya ada sebuah proses short
cut, dalam proses menguasai keahlian ngemat dan ini adalah modeling.
Sharing luar biasa, sangat bermanfaat dan mencerahkan, berkah dan pahala yang besar dari Allah SWT bagi yang mensharing (pak Fadli Nur Haq), dan bagi yang disharingi, Aamiin
BalasHapus